Hujan menyambut kedatangan kami di bandara Internasional Kualanamu Medan. Dengan berjalan penuh semangat kami keluar dari kawasan bandara untuk mencari angkutan ke Parapat, sebuah desa wisata ditepi Danau Toba yang merupakan salah satu tujuan wisata utama di Sumatera Utara selain Berastagi, dan Nias. Danau terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara ini, berada di provinsi Sumatera Utara, tepatnya di daerah Parapat Kabupaten Simalungun. Untuk sampai di danau Toba dari bandara kedua terbesar di Indonesia itu menuju Parapat dapat ditempuh dengan menggunakan Bus maupun Taxi selama kurang lebih 5-6 jam. Taxi yang dimaksud disini bukan taxi pada umumnya yang berada di kota-kota besar yang menggunakan argometer, melainkan mobil travel sejenis phanter, apv, avanza dan jenis minibus dari berbagai merek lainya. Tarif taxi tersebut tidak bikin kantong bolong hanya dengan membayar Rp.700 ribu siap antar jemput. Karena kami sudah tak sabar ingin cepat sampai ke danau Toba, tanpa proses tawar menawar, akhirnya kami menggunakan jasa taxi tersebut.
Setelah perjalanan malam yang cukup melelahkan untuk bisa sampai di tempat ini, akhirnya tepat waktu shubuh kami tiba di Parapat dan sholat shubuh di Masjid Raya Taqwa yang berada disamping gerbang menuju kawasan Danau Toba. Tanpa beristirahat terlebih dahulu kami melanjutkan perjalanan menuju tepi Danau. Dan setibanya di danau Toba kami merasakan udara yang sejuk seperti di kawasan Lembang, Bandung. Mata yang kantuk, badan yang pegal terobati sudah dengan melihat keindahan danau Toba yang cantik mempesona. Lelah tak terasa lagi, sekejap hilang dengan suguhan panorama indah nan hijau menyejukkan mata.
Danau Toba memiliki kedalaman 450 meter dengan panjang 1.000 km dan lebar 30 km. Danau Toba merupakan danau vulkanik terbesar kedua di dunia setelah Danau Victoria di Afrika.
Seperti yang tertulis dalam portal resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, Danau Toba terbentuk akibat letusan Gunung Toba sekitar 73.000 – 75.000 tahun yang lalu. Letusan maha dahsyat itu bahkan mempengaruhi perubahan iklim dan menjadi permulaan zaman es. Letusan terjadi selama satu minggu dan memusnahkan beberapa spesies makhluk hidup. Wow, saya tidak bisa membayangkan bagaimana situasi saat itu, pastinya sangat mencekam ya !
Kurang lengkap jika berkunjung ke Danau Toba tidak menyeberang ke Pulau Samosir yang berada di tengah-tengah danau. Untuk sampai di Pulau Samosir yang berada 1.000 meter diatas permukaan laut itu kami menggunakan jasa angkutan Kapal Motor Penumpang hanya dengan merogoh kocek Rp. 20.000 untuk ongkos PP (pergi-pulang). Dan uniknya, ketika akan pulang dari pulau Samosir atau kembali ke dermaga danau Toba, kita tidak perlu menunggu kapal yang kita tumpangi ketika bertolak menuju pulau. Kita boleh menaiki kapal mana saja yang akan berangkat, sesuai tujuan kita, dengan catatan tiket tidak boleh hilang.
Kapal Motor Penumpang mengelilingi Danau Toba
Sebelum KMP meninggalkan dermaga tak lupa kami membeli secangkir kopi khas Medan dan aneka makanan ringan yang dijajakan para pedagang asongan yang menjajakan dagangannya diatas kapal. Sepanjang perjalanan mengelilingi danau, kita tak akan bosan melihat suguhan keindahan alam yang eksotik membuat kita seolah menyatu dengan alam. Menikmati bukit-bukit nan hijau, air danau yang tenang menyegarkan pikiran, menghadirkan suasana ketenangan batin tersendiri bagi pengunjungnya, sungguh keindahan yang memikat dan membuat takjub siapapun yang memandangnya. Terlebih lagi kami mendapatkan tempat duduk di dek atas kapal. Sejauh mata memandang, banyak pesona yang memanjakan mata.
Panorama di pinggir Danau
Kapal yang membawa kami pun bergerak menuju sisi lain Danau Toba, kami melihat sebuah bongkahan batu besar yang menggantung di tebing yang cukup tinggi. Dan aroma mistis tercium disekitar tebing yang disebut Batu gantung konon menyerupai seorang putri. Dikisahkan seorang anak gadis yang akan dijodohkan oleh orangtuanya dengan seorang pria bukan pilihan hatinya, kemudian gadis tersebut dengan membawa anjing peliharaannya hendak mengakhiri hidupnya dengan melompat ke danau yang curam. Singkat kisah upaya anak gadis tersebut digagalkan akar pohon. Kelak tubuhnya menjadi dua batu yang menggantung ditebing tersebut. Hmm... tragis yaa..!
Diatas tebing ini terdapat batu yang menggantung
Selain suguhan eksotisme alam, pengunjung juga mendapat sambutan dengan hiburan gratis di atas kapal, ada tiga anak laki-laki yang menyanyikan lagu-lagu daerah khas Sumatera Utara. Selain sebagai hiburan, juga bertujuan untuk memperkenalkan kesenian Toba.
Keindahan Maha Karya Ilahi yang ada di danau ini, membuat perjalanan terasa singkat. Tanpa terasa 50 menit telah dilalui dan sudah sampai di Pulau Samosir. Pulau Samosir menyimpan banyak cerita sejarah dan seni budaya suku batak Toba.
Setelah kapal merapat ke dermaga pulau, kita akan melihat toko-toko berderetan disamping kanan kiri jalan yang menjual berbagai cinderamata khas Danau Toba. Baju, ulos batak ataupun aneka aksesoris yang memikat para wisatawan.
Pasar cindera mata khas Danau Toba
Museum Batak
Rumah adat batak
Kuburan batu beberapa Raja Batak
Dari kuburan batu raja-raja perjalanan dapat dilanjutkan menuju objek wisata budaya Sigalegale. Hanya melewati beberapa toko cindera mata kita akan sampai ditempat. Sebagai objek wisata budaya, tempat ini juga menyuguhkan kesenian budaya Batak. Ketika wisatawan lain sibuk berbelanja ria, kami lebih tertarik dengan cerita Sigalegale. Menurut cerita sang pemandu tentang Sigalegale ini, konon ada seorang raja yang memiliki putera yang sangat disayanginya. Sayang sekali putera raja tersebut tidak berumur panjang dan meninggal diusia yang masih muda. Untuk mengobati kerinduan sang ayah maka dibuatlah patung Sigale-gale ini.
Sebenarnya dulu patung Sigalegale hanya disimpan didalam peti dan hanya dibuka oleh sang raja ketika ingin mengenang sang putera. Namun saat ini patung Sigalegale menjadi salah satu atraksi budaya, dibuat sedemikian rupa sehingga dengan bantuan seorang dalang yang mengatur gerakan dengan beberapa utas tali Sigale-gale tampak seperti menari.
Patung Sigalegale menggunakan Ulos Batak
Masih banyak keindahan lainnya yang bisa kita nikmati di danau Toba dan sekitarnya. Jika benar-benar ingin puas menikmati, menginap di cottage yang ada disekitar danau Toba adalah pilihan menarik. Karena kalau tidak, perjalanan satu hari mengelilingi danau dan sekitarnya, menikmati pesona alam yang mengundang decak kagum akan membuat kita lupa waktu, atau kalau tidak, perjalanan wisata kita kurang memuaskan.
Itulah sedikit cerita tentang pesona danau Toba yang bisa saya bagi. Semoga saja tulisan ini bisa menjadi daya tarik pembaca untuk mengunjunginya dan menjadi rekomendasi bagi yang suka traveling. Traveling kami bukan hanya wisata alam, tetapi juga wisata sejarah dan budaya sekaligus. Bahkan bagi yang hobi wisata petualangan, cinta pesona alam, danau Toba dan sekitarnya menjadi tujuan yang sangat menarik. Selamat berpetualang....
0 komentar:
Post a Comment