Masjid merupakan tempat terbaik di muka bumi, dimana pun
adanya. Di masjid itu, para hamba bersujud kepada Allah SWT. Mereka sholat,
berdzikir, bersolawat, baca al-qur’an, dan ibadah-ibadah lainnya. Selain itu,
sebagaimana di zaman Rasulullah SAW, masjid pun difungsikan lebih luas lagi.
Tak hanya untuk kepentingan ibadah, namun juga untuk kepentingan sosial
kemasyarakatan. Karena
itu, masjid harus benar-benar dikelola dengan baik. Dengan demikian, para
jamaah dapat beraktifitas di masjid dengan nyaman, aman dan khusyuk.
Pengelolaan manajemen di masjid itu juga dilaksanakan secara moderat. Dewan Masjid Indonesia (DMI) sebagai organisasi tingkat nasional dengan tujuan untuk mewujudkan fungsi masjid sebagai pusat ibadah, pengembangan masyarakat dan persatuan umat, sudah memberikan arahan ke semua masjid yang ada di Indonesia.
Karena itu, dalam pelaksanaannya, sedikitnya,
diterapkan tiga aspek manajemen. Yakni idaroh,
imaroh dan riayah. Dengan aspek idaroh, pengelolaan masjid diatur dalam sebuah organisasi dan
administrasi yang baik. Aspek imaroh, berarti pengelolaan masjid yang berkaitan dengan mengembangkan
dan memberdayakan masjid sebagai pusat kegiatan ibadah. Seperti misalnya,
kegiatan ibadah (solat lima waktu, solat Jumat, solat Id), majelis taklim,
pembinaan remaja masjid, penerbitan buletin dan pengelolaan perpustakaan.
Untuk aspek manajemen riayah, para pengurus berupaya untuk memelihara, menjaga dan mengembangkan fisik dan fasilitas masjid, termasuk menjaga keamanan dan kenyamanan masjid. Seperti misalnya, menjaga kebersihan masjid, dan menjaga keamanan jamaah, baik lahir maupun batin.
“Dengan ketiga aspek itu, maka fungsi dan aktifitas masjid diharapkan dapat berjalan dengan baik. Jelas salah seorang Ustadz dari Pebayuran Bekasi, yang tidak mau menyebutkan namanya.
“Hendaknya para pengurus berkomitmen untuk
memiliki sikap dan komitmen kemasjidan, menancapkan ruhul jihad. Para pengurus
pun harus rela mengorbankan waktu, tenaga serta pikiran untuk kemakmuran
masjid”. Tegasnya.
Masjid Agung Karawang ini, tidak sekedar tempat
ibadah, tetapi juga merupakan masjid tua yang sarat kandungan bernilai sejarah
Islam, seharusnya ada hal banyak dilakukan di masjid ini, terutama lebih
terpaut kepada aktifitas keagamaan yang lebih universal dan komplek.
“Saya lihat menejemen masjid ini masih tertutup
rapat, belum bisa terbuka, bahkan saya hanya bisa melihat tatanan revitalisasi
masih kepada bentuk fisik. Padahal struktur fisik sudah luar biasa. Tinggal
satu langkah lagi, yaitu revitalisasi menejemen dan program kerjanya lebih
accountabel”. Jelasnya dengan gamblang.
0 komentar:
Post a Comment