Friday, October 10, 2014

Ki Lengser Bergaya Unik


Seni Budaya menurut kalangan para ahli dan budayawan merupakan bagian dari kehidupan bangsa-bangsa di dunia. Keragaman budaya sebagai jatidiri bangsa perlu dipertahankan keberadaannya terlebih diera globalisasi, dimana pengaruh budaya luar dengan mudahnya masuk keberbagai negara didunia. Hal itu menjadi tantangan besar bagi setiap negara dalam upaya mempertahankan budaya aslinya masing-masing.



Di Indonesia misalnya, derasnya pengaruh budaya luar sulit untuk dielakan. Budaya pribumi seringkali terkesampingkan, lantaran pengaruh budaya global telah merambah pada setiap lini kehidupan bangsa khususnya dikalangan generasi muda. Filter tak lagi berfungsi dalam menyaring budaya luar yang dirasa tak lagi selaras dengan budaya asli Bangsa Indonesia. Minimnya upaya memberikan pemahaman yang dilakukan pihak-pihak terkait menyangkut upaya mempertahankan budaya nasional menjadi salah satu celah mengalirnya pengaruh budaya luar baik yang selaras maupun tidak dengan kultur ketimuran, yang jika dibiarkan tentu akan dengan mudah pula merobek-robek tatanan budaya nasional bahkan sampai ditingkat lapisan yang paling bawah.

Di Jawa Barat, derasnya pengaruh budaya luar kerap mewarnai sendi-sendi kehidupan generasi muda dengan berbagai bentuk dan aplikasinya. Tak sedikit seni tradisonal dan budaya daerah di Jawa Barat itu tenggelam bahkan sirna. Salah satunya adalah upacara adat "mapak panganten" (bahasa sunda, Red.) yang berarti menyambut pengantin. Dimana didalamnya terdapat salah satu tokoh pengatur jalannya upacara dengan segala tingkah lakunya yang sering kali konyol, mengelitik dan unik. Sosok itulah yang disebut Ki Lengser (mamang lengser, sunda) oleh masyarakat Jawa Barat.

Meski tak ada penjelasan pasti yang yang dapat menceritakan tentang siapa Ki Lengser sebenarnya. Persepsi yang berkembang dimasyarakat tatar pasundan sampai saat ini, Ki lengser adalah sosok seorang tua yang penuh wibawa dengan penampilannya yang sangat sederhana. Pakaian kebesarannya hanya celana pangsi dan baju kampret hitam dengan beberapa asesoris yang dikenakannya. Di pergelangan melilit gelang bahar ala seorang Jawara dengan beberapa batu ali (akik) yang melingkar dijemarinya. Dan yang lebih khas lagi adalah ‘totopong‘ (ikat kepala) yang penggunaannya sangat berbeda dengan ikat kepala yang dikenakan pada umumnya serta ‘kaneron’ (tas anyaman) yang menyilang dipundaknya.

Ki Lengser yang kerap mewarnai disetiap prosesi pernikahan adat sunda. Kehadirannya bebarengan pada saat prosesi upacara adat penyambutan kedua mempelai dan biasanya hadir menjadi sosok yang menarik perhatian penonton atau para tamu undangan. Hal itu dikemukakan salah satu budayawan yang juga kolumnis cerita sunda di salah satu media lokal Bogor, Dadang H. Padmadiredja saat bincang-bincang santai.

Upacara Adat Sunda tersebut menurut Dadang yang sering tampil memerankan tokoh Ki Lengser itu, tak hanya ada dalam pesta pernikahan saja, akan tetapi sering pula ditampilkan dalam menyambut kedatangan para pejabat atau tamu negara.  “Ki Lengser merupakan ikon dalam upacara penyambutan adat sunda bahkan tokoh ini menjadi pusat perhatian dan kehadirannya selalu dinantikan oleh para tamu undangan,” katanya.

Galura (upacara) mapag panganten masih menurut Dadang, kaya dengan berbagai atraksi seni, dan melibatkan banyak seniman. Ada aneka tarian, seni karawitan, bodoran (komedi). Bahkan tak hanya itu, melalui bewara (monolog) yang disampaikan melalui alih suaranya banyak sekali pesan pesan dan pelajaran tentang kehidupan yang ditunjukkan dengan simbol-simbol kesenian yang ia peragakan didalam upacara tersebut. ”Dalam upacara mapag panganten ini tidak hanya lengser, tapi melibatkan penabuh gamelan, para penari dan pembawa umbul-umbul serta pembawa payung kebesaran. Keberadannya di acara itu banyak memberikan pesan-pesan dan nasihat bagi kedua mempelai dalam mengarungi bahtera rumah tangganya,” katanya menambahkan.

Karena perannya sebagai sosok panutan masyarakat yang dituakan, dan juga sebagai simbol penasehat dalam pernikahan, maka sosok Lengser lebih sering diperankan sebagai seorang kakek. Dengan memperlihatkan giginya yang ompong dan gerakan tari yang lucu, kehadirannya tak pelak selalu mengundang tawa penonton atau para tamu undangan. “Sebetulnya, upacara adat dan kesenian daerah tak kalah menarik dengan jenis kesenian lainnya.” pungkas Dadang.

Menyikapi fenomena yang berkembang itu, Dadang berharap dinas terkait diberbagai daerah seyogyanya lebih mengedepankan segala bentuk kesenian daerah sebagai upaya menumbuhkan kembali kecintaan para generasi muda dan masyarakatnya terhadap seni budaya asli daerah yang notabene sebagai aset dan bagian dari budaya nasional. Tak hanya itu, para seniman yang dalam kiprahnya dituntut mampu menciptakan karya-karya seni yang dapat dinikmati sesuai dengan perkembangan jamannya tanpa harus meninggalkan akar budaya sebagai ciri tradisinya. "Zaman ini akan terus berkembang, budaya luar akan selalu datang. karena itu, seniman yang dituntut kreatif dan inovatif harus mampu mengemas bentuk kesenian yang dapat mewakili jamannya dengan tidak menghilangkan nilai-nilai tradisi yang sebelumnya ada. Pengembangan seni budaya sangatlah penting, namun tentu pengembangan yang diselaraskan dengan budaya asli sebagai pijakan dari perkembangan seni budaya itu sendiri," tutup dia. 


Ki Lengser Bergaya Unik Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 komentar:

Post a Comment