Friday, November 7, 2014

Revolusi Senyap Ala Asia Timur

Membuka kitab-kitab klasik peninggalan ayah dan kakek saya, perhatian saya tertuju pada tempat dicetaknya kitab-kitab tersebut, tak aneh dan tak menarik perhatian saya kalau cetakan dari tanah Arab, yang kebanyakan cetakan Lubnan Beirut. yang membuat saya agak heran banyak kitab klasik tersebut cetakan Singapura.
Hentakan memori sesaat saya tentang Singapura adalah deretan gedung-gedung pencakar langit, negerinya orang-orang bermata sipit yg tak mungkin mencetak kitab-kitab turots (klasik). Kalau etnis yangg sama di Tanahabang langganan ibu saya, jualan mukena, jual baju koko dan baju muslimah saya sudah terbiasa memaklumi. Lha, ini kitab-kitab Tauhid, Tafsir, Fiqih ! Oh.. Sebagai penyuka sejarah, nyaris saya lupa bahwa Singapura (dulu) adalah sebuah wilayah milik kesultanan Islam Melayu (Johor), yang 100 % tanahnya dimiliki orang-orang Melayu muslim. Wajar kalau kitab-kitab turots dicetak disini. Melihat Singapura hari ini, terbersit kekaguman terhadap etnis Cina yang berhasil menguasai Singapura tanpa perang, tanpa revolusi, tanpa tetesan darah. Padahal mulanya mereka adalah orang asing bagi bangsa Melayu Singapura. Sejengkal demi sejengkal properti dikuasai (dibeli), hampir seluruh bagian negara terbeli. Dahsyat, mungkin hanya etnis china di Singapura yang menguasai negara dengan cara membeli. Hingga semuanya mereka kuasai seperti Angkatan Bersenjata, Polisi, Presiden, Perdana Menteri. Pertanyaannya, darimana uang untuk membeli properti se-negara, jawabannya,Dagang ! Mereka kaum pedagang yang secara pribadi-pribadi membeli properti dari hasil euntungan mereka berdagang, yang pada akhirnya tanpa disadari terbentuk koloni yang besar, kuat dan kaya. Ketika puak melayu mulai sadar, kerusuhan meletus tapi tak bisa berbuat banyak, karena etnis Cina menguasai properti secara legal. Bukan dengan jalan rebut paksa seperti bangsa Eropa merebut Australia dari tangan suku Aborigin, atau seperti Israel laknatullah merebut Palestina, bukan melalui revolusi atau perang. Singapura adalah bukti kongkret suksesnya Revolusi Senyap Kaum Pedagang. Indonesia ? Penguasaan ekonomi oleh Cina perantauan di negeri kita sudah sangat dahsyat. Nyaris tak ada benda yang tidak ada sidik jari Cina dalam seluruh kehidupan kita, bahkan di dalam masjid sekalipun. Saya melihat sajadah dijual di toko karpet di Tuparev Karawang milik orang Cina, sarung untuk shalat yang saya duga buatan orang Arab Pekalongan ternyata juga buatan orang Cina, lampu masjid dibeli dari toko listrik milik orang Cina, speaker dan sound system dibeli dari toko milik orang Cina, sebagian besar bahan bangunan masjid juga dibeli dari orang Cina, semen, kayu, cat, keramik, genteng. Sidik jari Cina bertebaran dimana-mana, bahkan jika kita ingin menghindari dari sentuhan Cina lalu berlari ke tengah hutan, pasti kecele. Karena mayoritas HPH (Hak Pengelolaan Hutan) sudah ditangan pengusaha Cina. Hebatnya, mereka mulanya hanyalah imigran miskin bermodal dengkul. Tampaknya, tak ada salahnya kita belajar kepada mereka, tentang keuletan, hemat, jujur, kerja keras dan persaudaraan yang kuat. “Carilah ilmu sampai ke negeri Cina”.
(Tommy Miftah Faried)

Revolusi Senyap Ala Asia Timur Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 komentar:

Post a Comment