Kau Sangka Tuhanmu Sejorok Dirimu - Suatu ketika, desa kami kedatangan rombongan mahasiswa dari perguruan tinggi islam
ternama, waktu itu masih Institut belum Universitas seperti sekarang. biasalah
kalau mahasiswa Perguruan Tinggi Islam lagi KKN... kunjungi madrasah, masjid,
pesantren, majlis taklim... salah satunya mengunjungi majlis taklim yang
dikelola ibu saya.
Salah satu mahasiswa yang berkunjung tampil sebagai
pembicara didepan ibu2 majlis taklim, bagai sedang jadi pembicara pada seminar
nasional mengalir deras dari mulutnya bahasa-bahasa ilmiah (maksudnya bahasa
ilmiah itu bahasa inggris, wong ndeso menyangka kalau banyak menggunakan bahasa
inggris tuh berarti ilmiah banget!). Ibu-ibu majlis taklim yang sebagian besar paruh
baya khusyu mendengarkan, "faham ibu-ibu?", dengan pede dan nada yang
sama ibu-ibu koor menjawab "fahaaaaam". (belakangan.. setelah ibu saya
meninggal dan saya menggantikan posisi beliau, koor semacam ini tak bisa
dipercaya, ibu-ibu yang dari menit ke 15 pengajian sudah tertidurpun kalau
ustadz tanya: faham ibu-ibuuuu? segera bangun dan sigap menjawab : fahaaaaam!).
menutup "presentasinya" sang mahasiswa berkata: "silakan ibu-ibu
kalau ada yang tidak faham bertanya...!". sama sekali tak diduga oleh sang
mahasiswa, pertanyaan ibu2 pengajian tajam dan kesulitan ia jawab, berkali-kali
ia melirik ke teman2 yang mendampinya seolah-olah berharap bantuan jawaban..
walau tak kunjung ia dapat. Akhirnya " kuliah" pekan pertama gagal
total.. sepertinya sang "dosen" menganggap enteng ibu-ibu majlis
taklim, persis seperti Tim Garuda yang sudah pede abis bin ujub takabur melawan
harimau malaya di piala AFF, yang justru malah memble, cuma yang ini minus
gangguan sinar laser yang memecah konsentrasi pak "dosen".
Pekan berikutnya,
mahasiswa yang memberikan pengajian adalah mahasiswa yang berbeda dengan yang
pekan pertama, yang ini lebih siap walaupun kebanyakan bu'dud dalil minal
madlul atau jauh dalil dari yang
didalilinya. singkatnya, jaka sembung...
Yang paling menarik
adalah mahasiswa yang mengisi pengajian pekan ketiga, ia sudah hafal betul
karakter ibu-bu majlis ta'lim yang satu ini kritis, sebab pada pekan pertama
dan kedua ia duduk sebagai pendamping.. setelah baca salam, tahmid dan
shalawat.. ia berkata dengan nada yang bijak dan tawadhu.. "ibu-ibu yang
mudah-mudahan dirahmati Alloh..., mohon maaf apabila dalam penyampaian yang
saya sampaikan nanti masih banyak terdapat kekurangan... karena kami masih
dalam tahap belajar, ilmu yang kami miliki sangatlah sedikit.. setahi kuku
Allohpun tidak ada....". WADUH! ini mahasiswa... sudah mujassimah
(menganggap Alloh serupa dengan makhluk), ia anggap Alloh jorok pula,
sampai-sampai ia kira Alloh ada tahi kukunya.. dia kira Alloh suka main tanah
apa..! weleh.... weleh...
0 komentar:
Post a Comment